Jumat, 30 Desember 2011

Kamis, 29 Desember 2011

MEDIA MODUL

MEDIA MODUL

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengembangan Media Pendidikan Agama Islam

Dosen pengampu : Sukiman

Disusun oleh

Maherlina Muna Ayuhana / 09410121

Moh. Amir Kholid / 09410115

Ahmad Nasir/ 09410128

PAI A

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.[1]

Para pengajar biasanya sulit membedakan hand out, modul dan diktat, dan ketiganya dianggap sama. Dari sisi substansi materi pembelajaran ketiganya memang sama, tetapi sisi format dan muatannya ada sedikit perbedaan. Hand out hany memuat materi yang pokok- pokok, inti saja dan tidak perlu detail. Modul memuat detail materi pembelajaran per pertemuan yang dilengkapi dengan petunjuk umum, evaluasi pembelajaran, sesuai dengan SAP per pertemuan.[2]

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Pengertian dan Karakteristik Modul ?

2. Bagaimana Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul?

3. Bagaimana Pembelajaran Menggunakan Modul ?

4. Bagaimana perbedaan antara Modul, Hand out dan Diktat?

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui Pengertian dan Karakteristik Modul.

B. Untuk mengetahui Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul.

C. Untuk mengetahui Pembelajaran Menggunakan Modul.

D. Untuk mengetahui perbedaan antara Modul, Hand out dan Diktat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Modul

Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut.
1. Self Instructional

Yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;

a. Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.

b. Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.

c. Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.
d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya.

e. Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya.

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

h. Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan ‘self assessment’.

i. Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.

j. Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi.

k. Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.

2. Self Contained

Yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

3. Stand Alone (berdiri sendiri)

Yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

4. Adaptive

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5. User Friendly

Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

B. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul

Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Karena fungsinya yang seperti tersebut di atas, maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah adanya kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul ini. Kecuali apabila pembaca menginginkan pengembangan wawasan tentang bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar pustaka (bibliografi) yang sering juga dilampirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul hendaknya lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.

Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belejar seperti ini. Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut:

1.Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur.

3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

4. Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Dengan memerhatikan tujuan-tujuan di atas, modul sebagai bahan ajar akan sama efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran, dikemukakan dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai kegiatan tutorial secara tertulis.

C. Pembelajaran Menggunakan Modul

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik. Informasi yang disampikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Informasi tersebut biasanya dikemas sebagai satu kesatuan yaitu bahan ajar (teaching material). Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan peserta didik mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar disusun dengan tujuan;

(1) membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu.

(2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.

(3) memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.

(4) agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Pembelajaran menggunakan modul bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat.

(2) menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan belajar peserta didik.

(3) secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara bertahap melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam modul.

(4) mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta didik berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor dapat memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya serta melakukan remediasi.

Tujuan pembelajaran menggunakan modul untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik melalui kegiatan belajar mandiri. Pelaksanaan pembelajaran modul lebih banyak melibatkan peran peserta didik secara individual dibandingkan dengan tutor. Tutor sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen.

Penggunaan modul didasarkan pada fakta bahwa jika peserta didik diberikan waktu dan kondisi belajar memadai maka akan menguasai suatu kompetensi secara tuntas. Bila peserta didik tidak memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan dipengaruhi oleh derajat pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul tergantung pada kriteria peserta didik didukung oleh pembelajaran tutorial. Kriteria tersebut meliputi ketekunan, waktu untuk belajar, kadar pembelajaran, mutu kegiatan pembelajaran, dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.[3]

D. Perbedaan antara Modul, Hand out dan Diktat

1. Modul

Modul pembelajaran terdiri dari petunjuk umum, materi kuliah, dan lembar kerja atau evaluasi pembelajaran.

a) Petunjuk umum

Petunjuk umum untuk sebuah modul pembelajaran memuat hal –hal sebagai berikut :

· Kompetensi dasar

· Pokok- pokok materi pembelajaran

· Indikator pencapaian

· Referensi atau buku- buku yang digunakan

· Strategi atau skenario pembelajaran

· Lembar kegiatan belajar

· Evaluasi

b) Materi pembelajaran, terdiri satu pokok bahasan atau lebih, per pertemuan, sesuai dengan SAP dan silabi.

c) Lembar kerja memuat pertanyaan- pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. Setelah pembelajaran berakhir, pembelajar harus menyelesaikan pertanyaan tersebut, untuk mengetahui tingkat pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan.

2. Hand out

Hand out dapat didesain menggunakan transparasi OHP, power point LCD, multi media, atau disajikan dalam bentuk media yang lain. Materi untuk Hand out terdiri dari :

a) Terdiri dari materi pokok atau yang inti saja.

b) Tidak perlu detail.

c) Dapat disajikan menggunakan transparasi OHP, power point LCD, multi media, atau disajikan dalam bentuk media yang lain.

d) Jumlah lembar transparansi atau power point untuk satu pertemuan, tergantung pada materi pembelajaran yang disajikan.

3. Diktat

Disusun berdasarkan:

a) Kurikulum dan silabi mata pelajaran tertentu.

b) Terdiri dari bab per bab.

c) Penjelasannya detail.

d) Referensi.

e) Minimal 40 halaman.

f) Dapat dikembangkan menjadi buku referensi.[4]

BAB III

KESIMPULAN

Pembelajaran dengan modul adalah pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Sistem belajar mandiri adalah cara belajar yang lebih menitikberatkan pada peran otonomi belajar peserta didik. Belajar mandiri adalah suatu proses di mana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri; merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri; mengidentifikasi sumber-sumber belajar; memilih dan melaksanakan strategi belajarnya; dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.

Belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan lebih besar kepada peserta didik. Peserta didik mendapatkan bantuan bimbingan dari guru/tutor atau orang lain, tapi bukan berarti harus bergantung kepada mereka. Belajar mandiri dapat dipandang sebagai proses atau produk. Sebagai proses, belajar mandiri mengandung makna sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan di mana peserta didik diberikan kemandirian yang relatif lebih besar dalam kegiatan pembelajaran. Belajar mandiri sebagai produk mengandung makna bahwa setelah mengikuti pembelajaran tertentu peserta didik menjadi seorang pebelajar mandiri.

Implikasi utama kegiatan belajar mandiri adalah perlunya mengoptimalkan sumber belajar dengan tetap memberikan peluang otonomi yang lebih besar kepada peserta didik dalam mengendalikan kegiatan belajarnya. Peran guru/tutor bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan, merangsang semangat belajar, memberi peluang untuk menguji/mempraktikkan hasil belajarnya, memberikan umpan balik tentang perkembangan belajar, dan membantu bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna dalam kehidupannya. Untuk itulah diperlukan modul sebagai sumber belajar utama dalam kegiatan belajar mandiri.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar., 2010, Media pembelajaran, Jakarta :Rajawali Press.

Sanaky, Hujai AH., 2009, Media Pembelajaran, Yogyakarta : Safiria Insania Press.

http://www.rosyid.info/2010/06/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penulisan.html.



[1] Azhar Arsyad,Media pembelajaran, Jakarta :Rajawali Press, 2010, hal. 87-88

[2] Hujai AH. Sanaky, Media Pembelajaran, Yogyakarta : Safiria Insania Press,2009, hal 165

[4] Ibid, hal.165-166